“TURUKUSSALAMAH”
ا عوذ بالله من
الشطان الر جىم , بسم الله الر حمن الر
حىم
"Lalu
bagaimanakah sikap seharusnya yang terbaik diambil oleh Ulama , Apakah mereka
tiada usah terjun kedunia politik praktis atau terpaksa harus menerjuninya ?
Apakah para Ulama itu hanya cukup menekuni profesinya sendiri sebagai pendidik
, pengurus pesantren , dan memelihara mesjid ? atau sebagai penda’wah atau
penceramah dan sejenisnya?
Padahal
nanti suatu waktu dalam perpolitikan pun juga memerlukan kehadiran mereka , ya’ni
Ulama.
Dan bagaimana
tiap ya’ni ukuran seorang Umara ya’ni pemimpin pemerintahan yang baik dan Haq
serta lurus , haruskah mereka diambil dari seorang birokrat atau nasionalisme
yang tulen , ataukah diambil dari para ulama?
Bagaimanakah
tanda-tanda,sikap,tingkah laku dan segala perbuatan Umara dalam memimpin
rakyatnya? "
(Kitab
Turukussalamah , hlm ز
)
Alhamdulillah
, kami diberi allah kekutan dan kesehatan lagi bisa kembali membahaskan kitan
Turukussalamah ini bagian Muqaddimah.
Semua
bahasan di atas mengandung semua pertanyaan yang Akan di jawab oleh bahasan
bab-bab dalam kitab Turukussalamah ini,sesuai dengan bagian-bagiannya
tersendiri ada yang bab membahas Ulama , rakyat maupun Pemimpin ya’ni Umara.
Oleh karena
berbagai kemungkaran yang akan terjadi apabila Ulama terjun ke dalam lembah
singa (Perpolitikan negri Indonesia ini) , maka bagaimana seharusnya sikap
Ulama yang ingin benar dan lurus jalannya?Apakah mereka harus terjun ke politik
atau tetap dalam kadarnya sebagai Ulama? Jika Seorang berilmu itu ingin benar ,
pasti ia ingin mengetahui kebenaran dan jalan yang lurus serta aturan-aturan
agar ia menjadi Ulama yang benar , maka ia akan pasti menerima segala kebenaran
dan tiada menolaknnya sedikitpun di hatinya walau itu pahit.Adapun Ulama yang
awalnya saja sudah ada keingin mencari keduniaan dengan keilmuan yang
dimiliknya di bidang agama ini , maka ia pasti masa bodoh acuh dan menentang
kebenaran dan menolaknya.Maka itu kami membahaswkan kitab ini karena ingin
mengungkap ini , adapun kita yang awam manfaatnya adalah dapat membuat
perbandingan dan tolok ukur serta menjadi kacamata kita , mana yang Benar dan
Haq dan mana yang Salah dan Bathil , mana Ulama yang benar sesuai sebutan Ulama
dan mana Ulama yang su atau buruk yang tidak benar-benar Ikhlas menjadi Ulama
dan memanfaatkan banyaknya jama’ah,itu akan terungkap dalam kitab ini.
Untuk
menjadi Ulama dan Umara/Pemerintah(dalam artian disini adalah pemimpin seperti
bupati , Presiden , ataupun gubernur dan lainnya sebagai hal pemimpin), maka
semua itu ada aturannya dalam Islam , bukan hanya jika terpilih dan menang lalu
otomatis menjadi pemimpin dalam pandangan Islam , begitupun Ulama , buakn
berarti hanya berilmu dan berjubah dan berjenggot panjang serta bertongkat ,
lalu maka disebutlah Ulama , TIDAK ! Semua itu Tidak Mutlak menjadi Acuan ,
Semua itu ada aturan yaitu aturan ciri-ciri menjadi sebutan pemimpin dan Ulama
dalam Islam.Kalau itu tolak ukurnya , maka orang awam berjenggot berjubah dan
bertongkatpun juga disebut Ulama ? Tidak kan ?...Maka dari itulah dalam Zaman
ini , kita semua banyak jahil dan tertipu karena kemalasan kita sendiri
menuntutu ilmu agama , sehingga kita banyak tertipu , Misalnya saja sangat gambling
dalam penyebutan Ulama, itu bukan hal mudah di dapat , hati dan zahir harus bersih
serta mengikuti aturan Hukum yang Haq , namun kebanyakan kita ya seperti tadi
apabila berjubah berjenggot lalulah disebut Ulama , keluar dari pesantren maka
lalulah disebut Ulama , ITU KESALAHAN PANDANGAN UMMAT ISLAM ZAMAN SEKARANG ,
yang membuat mereka tertipu sendiri dan pada akhirnya timbullah berbagai
permasalahan aib Ummat Islam.
Semua aturan
tingkah laku Ulama dan Umara itu di atur dalam Islam berdasar Al-Qur’an Dan
hadits, bukan sembarang orang yang disebut demikian,nah Insyallah akan
dibahaskan perbab dalam kitab turukussalamah ini , kami tidak mengungkap
semuanya karena ini baru Muqaddimah , kira-kira 2 halaman lagi kita akan
membahaskan Bab 1 , maka ikutilah pembahasan kitab ini yang Insyaallah dari
sekarang , Blog ini akan Membagikan artiekl setiap Harinya ya’ni pada waktu
tengah malam , Insyaallah
Wallahu
Warasuuluhu A’lam