"(2) Kedua , Tingkatan yang kedua ini ialah : Yang diberi nama "NAFSU LAWWAMAH " yaitu suatu proses nafsu yang sering kali mau mengkritik dirinya sendiri apabila diri itu terjerumus/jatuh kepada lembah dosa/salah dalam pandangan hukum Allah yang Hak, dan pada waktu itu dia segera taubat dan ingat akan Allah serta dia selalu meminta ampun kepada Allah dan menyesalinya, Nafsu ini lebih tinggi sedikit dari yang pertama ( Ammarah), karena apabila dia salah dia selalu ingat ingat kepada Allah dan taubat serta minta ampun dan menyesalinya, begitulah seterusnya, ini sudah melalui agak baik, sebab mau berbuat baik sekalipun tertunda/terlambat "
(Shautul Hidayah , hal 20)
Jadi disini pengarang menjelaskan sekelumit tentantang nafsu tingkatan setelah nafsu ammarah atau nafsu selanjutnya , yaitu disebut dengan nafsu Lawwamah , yaitu proses nafsu yang mengkiritik di dalam diri apabila kita berbuat salah/maksiat kepada Hukum Allah yang Hak.Nafsu ini sudah lebih baik dari nafsu yang sebelumnya itu atau nafsu yang paling jahat sebelumnya yaitu Ammarah , dikarenakan orang yang memiliki Nafsu seperti ini apabila dirinya berbuat salah/maksiat/dosa/melanggar hukum Allah pasti dirinya merasa tidak enak atau tidak karuan rasa yg bergejolak didalam dirinya , sedang pada nafsu Ammarah apabila seseorang memiliki nafsu ammarah saat dirinya berbuat kesalahan/kemunkaran/maksiat terhadap Allah Ta'ala dirinya tidak ada reaksi apa-apa bahkan ada yang bahagia apabila ia berbuat maksiat, itulah perbedaan dan kelebihannya.
Seseorang yang memiliki nafsu Lawwwamah ini ialah sdh mulai agak baik, Terbanyak oang yang memiliki nafsu ini adalah orang yang baru menjadi penuntut Ilmu agama setelah mendapat hidayah dari Allah karena sebelumnya ia Jahil akan ilmu agama dan malas mendengar nasehat/pembacan di majelis-majelis ta'lim.Orang yang memiliki nafsu ini apabila ia sadar berbuat maksiat/dosa, ia langsung taubat dan minta ampun kepada Allah tanpa ditunda-tunda , Misalnya : Apabila seseorang itu (Pemiliki nafsu Lawwamah) Meninggalkan shalat Fardhu dengan sengaja karena sdh kebiasaannya ( saat memiliki nafsu ammarah dulu) dan dia tahu bahwa meninggalkan shalat fardhu itu dosa, dia langsung taubat minta ampin tanpa basa-basi dan langsung mengqhadanya.Seperti itulah kiranya dan kiaskannlah ke masalah selain shalat fardhu yang berbuhubungan denga pelanggaran terhadap Hukum Allah ta'ala.
Orang seperti ini akan terus meminta ampun dan seterusnya apabila setiap ia melanggar hukum Allah ta'ala yang hak , walaupun kata penggarang sudah terlambat , itu berarti lebih baik dari nafsu ammarah yang apabila ia berbuat dosa maka ia acuh dan tak tahu menahu , dan orang pemilik Nafsu ammarah itupun malas ke majelis ta'lim untuk menuntut ilmu agama yang hak padahal itu suatu kewajiban (Fardhu a'in) sama hukumnya seperti shalat 5 waktu yaitu meninggalkan berdosa dan mengerjakan berpahala.Banyak yang tidak emnganggap wajib menunutu Ilmu agama itu bahkan Acuh dengan ilmun agamanya atau dengan agamanya sendiri , yang penting aku dapat uang yang penting sukses dll yang hatinya selalu kepada dunia !!! ingatlah dan ingatlah wahai saudara Muslimku , Menuntut Ilmu agama itu Wajib sama seperti Shalat Fardhu dan sekarang juga kebanyakan ulama jarang mengatakan menuntut Ilmu agama itu wajib hukumnya , apabila ditinggalkan sama dapat siksa seperti kewajiban lainnya. Kita hanya Tahu yang wajib itu hanya sekolah , mencari nafkah keluarga , puasa Ramadhan , shalat 5 waktu , zakat.....Padahal menuntut ilmu agama itu juga wajib sama seperti yang wajib lainnya !!!!!! apabila kita acuh maka tetap akan mendapat dosa serta siksa oleh Allah......jarang Ulama sekarang membuka itu karena sdh banyak ulama su' yang tidak mau mengungkapkan Ilmu yang Hak itu seperti apa karena ulama zaman sekarang banyak yang di selimut "kepentingan" untuk dirinya sendiri tanpa mementingkan kepentingan Umat , bersyukurlah apabila masih ada Ulama yang Hak atau disebut Ulama Akhirat oleh Imam Ghazali yang mau mengorbankan pikiran tenaga harta untuk Kemaslahatan Umat di sekitar anda dan seperti guru Kami Al-Mukarram KH.Abdul Wahid yang membuat klinik kesehatan tanpa mencari keuntungan , Mengarang kitab terus menerus hingga meninggalkan tiudr malam beliau dll. itulah sebagian ciri Ulama Akhirat yang Hak yang dimaksud oleh Nabi Dalam hadisnya yaitu " MINAL ULAMA WARASATUL AMMBIYA" (Al-hadis) yaitu Ulama adalah penerus para nabi.
Kembali kebahasan semula tentang nafsu Lawwwah , jadi nafsu ini intinya pada diri seseorang yang memilikinya akan mengkritik apabila ia berbuat salah terhadap Perhukuman yang Hak , setelah penjelasan di atas tadi maka Rasakannlah pada diri sendiri apakah sudah diri kita memiliki nafsu inui? apakah nafsu kita masih Ammarah? kenalilah diri anda sebelum terlambat untuk keselamatan dunia dan akhirat , karena ilmu itu tiada akan berguna lagi apabila sdh berada didalam kubur....Tinggal penyesalanlah didalam sana.....
Wallaahu Warasuuluhu A'lam


