Minggu, 26 Oktober 2014

KITAB

“ SHAUTUL HIDAYAH “

                   ا عوذ بالله من الشطان الر جىم ,  بسم الله الر حمن الر حىم          

Ketahuilah ! hati itu dipanggil jua “Hakikat Keakuan”  , Aku itu, aku ini, Aku pergi ke sana, Aku pergi ke sini, ini rumahku atau kepunyaanku, nah itu nah milikku, hingga seterusnya, dan akulah aku, aku, aku/saya, saya.

Saya/Aku….itulah sebenarnya hakikat insani, Karena dia ganti bagi nama Roh (Qlabu/Hati) dan dialah  laksana tuan dalang wayang kulit, sedangkan tubuh dan segala anggota lahir yang kasar ini laksana kulit kering dari wayang kulit.

Maka apabila dia bercerai dari tubuh badan yang kasar ini niscaya tubuh itu jadi sebatang kara, Umpama tunggul kayu yang mrnunggu rumput hancur.

Dialah QALBU / HATI / ROH yang akan menerima hukum pembalasan ada baik atau jahat di negri akhirat nanti.Dia pula lah yang memerintahkan Negara besar dan kecil dalam dunia ini, dialah yang memasalkan segala makhluk agar menjadi hamba baginya.


            (Kitab Shautul Hidayah, hlm 2-3)

  Selanjutnya , sesuai bahasan sebelumnya yaitu qalbu/hati , ia juga dikatakan atau disebut Hakikat keakuan (Aku sebenarnya) Aku ini bla bla , aku pergi kesana kesini, akulah aku ini itu....Jadi apabila seseorang berkata Aku, Aku yang dimaksud itu sebenarnya adalah Qalbu/hati yang ada didalam ini, bukan badan zahir ini, Apabila seseorang Misal : " Aku adalah orang terhebat didunia......" Maka Kata Aku itu sebenarnya menuju pada Hati/Qalbu, Rasakan saja sendiri masing-masing kita apabila kita berkata "Aku" pasti arah perasaan kita terarah pada didalam dada ini, Ini Milikku! Ini Punyaku!!  pasti perasaan kita terarah pada bathin/roh/qalbu ini, dan juga pasti kita menepuk ke arah dada kan seperti "Tarzan" apabila kita merasa hebat..nah itulah sebenarnya Aku yang sering kita ucap dimulut ini, bukan badan zahir ini, tetapi Qalbu/Roh lah sebenarnya.

  Aku/saya inilah yang sebenarnya diri manusia, Bukan badan zahir yang kasar ini !!! karena badan tubuh kasar ini hanya pinjaman dari Allah selama kita hidup di dunia, dan pasti akan hancur saat kita berada di dalam kubur ! Namun Jika Aku/saya (Qalbu/Roh) itu tidak akan hancur selamanya sampai kita menuju alam barzakh(Malakut) , jabarut, Lahut!! ia kekal walau Badan zahir kita hancur dimakan cacing, ia tetap ada dan tak akan pernah mati walau badan kasar sudah tak bergerak lagi, Ialah yang akan menerima suka duka senang bahagia selama hidup didunia dan lebih khusus lagi diakhirat , ialah yang akan menerima semua pedih siksa neraka atau ni'mat kebahagian di Hari pembalasan dan di negri akhirat nanti, Bukan badan tubuh zahir ini ! MENGAPA? Karena Tubuh zahir yang kasar ini sudah hancur ntah itu kita saat didalam kubur atau saat hari kiamat nanti bagi yang sempat menemuinya.....Dialah yang diibaratkan Dalang dalam pewayangan, Wayang bergerak sesuai kehendak tuan dalang (Hati/qalbu/roh), sedang wayang ibarat Tangan,mata,kaki,mulut yang tiada akan bisa "Bergerak" apabila tidak dikendalikan oleh tuan Dalang tadi.

Apabila ia bercerai dengan tubuh kasar ini, disebutlah seseorang itu "Meninggal/Wafat/Tewas/Innalilaahi" , jadilah tubuh kasar ini sebatang kara dan dikuburlah didalam tanah.Sedang Ia tidak akan ikut mati dan ia tetap kekal sampai nanti,sesuai bahasan diatas tadi.

    Dialah yang akan menerima balasan di negri akhirat nanti maupun di hari kiamat, yang menerima siksa azab pedih sakit apabila kita tersalah selama hidup didunia , diapula yang menerima kebahagiaan gembira apabila Benar dalam jalan yang diridhaiNYA selama hidup didunia, Semuanya suka duka yang akan merasakan adalah Ia.Ialah yang memerintah dalam negara besar atau kecil didunia ini, mengapa? sudah pada basahan sebelumnya yaitu ia adalah Raja dalam pemerintahan, apabila ia baik maka baik pula negara itu, apabila ia buruk/kotor/keji, maka kejilah seluruh negara dan isinya itu.Ia pula yang menyebabkan kita menjadi hamba Allah, Apabila tidak ada ia maka berarti kita bukan hambanya dan juga sdh pasti apabila tidak ada ia maka kita tidak akan disebut HIDUP, kita tidak mungkin ada didunia ini apabila ia tidak ada.

Semoga kita diberi Petunjuk dan Hidayah agar dapat memahaminya....

-Wallaahu Warasuuluhu A'lam

Previous Post Next Post Home