ا عوذ بالله من الشطان الر جىم , بسم الله الر حمن الر حىم
Imam Ghazali juga berkata tentang zuhud seperti kata beliau
, Artinya : Beramal Zuhud itu ialah : agar kamu meninggalkan Keduniaan , sebab
pengertian dunia itu adalah Hina kalau di banding dengan keramaian
/keindahan/keni’matan Akhirat.Zuhud bukannya meninggalkan keduniaan dan
mengorbankan harta benda karena pemurah,kecendrungan Hati dan Tama’.Karena itu
semua hanyalah merupakan adat kebiasaan baik dimana tidak bisa dimasukkan
ke dalam Ibadah
(KITAB NASHAIHUDDIYNIYYAH , hlm 12)
Masih mengenai Makna dan arti zuhud yang sebenarnya , yakni sang Hujjatul Islam , Al imam Ghzali Rahimahullah berkata bahwa yang artinya arti beramal Zuhud atau arti Zuhud itu adalah Agar Hatimu,Bathinmu,Dirimu meninggalkan keduniaan dan isinya keseluruhan Bathinmu hanyalah Akhirat.Sebab Bathinmu jika bersih maka bisa meninggalkan keduniaan dan isinya , namun Zahir badan mu tidak bisa meninggalkan dunia , karena engkau masih hidup.
Zuhud itu letaknya di hati ! Ingat ! Di hati dan bukannya di zahir ! Zuhud adalah perasaan hati yang jauh dari keduniaan dan selalu cenderung pada akhirat , karena hakikatnya bahwa Dunia ini pasti Hancur dan sudah pasti Hina,kotor,penuh dengan Kemaksiatan,Kedosaan dan sedang Akhirat , di sana penuh Kemuliaan,Keindahan,Keceriaan apabila di Dunia pas menjalani dengan aturan Agama dan di sana Tidak ada Satu pun Kemaksiatan Terjadi ! Penuh dengan Kemuliaan
Sedang arti Zuhud dari zahir badan ini seperti hidup tidak mewah,Menghabiskan harta semuanya untuk dikorbankan dan sebagainya yang sejenisnya , itu tidak bisa dijadikan patokkan ia dikatakan Zuhud ! Karena banyak sekali orang yang Kaya yang Zuhud , lebih lagi di Zaman salafusshalih Seperti Imam2 dahulu.Sebab,Zahir itu hanyalah sebagai hiasan , bisa saja orang yang menyumbangkan hartanya misal 1 M , karena ia hanya ingin kekuasaan,Simpati oleh orang seperti yang terjadi sekarang sebelum PILKADA , supaya ia dipilih orang dan bisa mencapai kekuasaan , Bahkan hal seperti ini Jelas diharamkan karen ada Riya,Ujub dan lagi tidak Ikhlas , jadi tidak Zuhdu Namanya.
Jadi Zahir tidak bisa dijadikan literatur ukuran bahwa seseorang itu zuhud , namun ia hanya sebagai penghias buah dari Bathinnya yang zuhud , dan ingat sekali lagi ! Letak Zuhud itu di Bathin !
Wallahu Warasuuluhu A'lam