ا عوذ بالله من
الشطان الر جىم , بسم الله الر حمن الر حيم
Sesudah itu ada yang berkata kepada Abu Hasan :
" Di dalam
hatinya memang ada keduniaan , tetapi untuk memberi nafkah pada keluarganya ,
saudaranya atau bagi orang yang lainnya yang lazim diberi nafkah. Nah !
Bagaimana kalau demikian ? "
Beliau lalu berkata :
" Demi Allah , orang-orang ahli ibadah ( ahli
tariqah ) banyak yang rusak itu tiada
lain sebabnya , hanyalah karena di dalam hatinya merasa senang berkecukupan (
Seraba cukup / komplit ). Demi Allah , tiada tuhan melainkan Dia , saya sungguh mengerti bahwa orang yang
demikian itu di dalam hatinya sudah kemasukan oleh kemewahan dunia , lalu
kemewahan itu dibagi-bagikan kepada yang telah ditentukan oleh Allah.Tetapi
kedunian yang telah masuk ke dalam hatinya itu bias menjadi penghalang yang
dapat memutuskan hubungan antara dia dengan Allah Ta’ala "
( KITAB NASHAIHUDDIYNIYYAH , hlm 17 )
Masih mengenai betapa tercela dan dicelanya oleh Agama apabila seseorang membawa atau menyimpan atau meletakkan hal-hal keduniaan di dalam hatinya.Karna dunia itu letaknya di zahir , di luaran dan bukan di dalam , maka kita harus pas meletakkan sesuatu hal sesuai tempatnya.
Sifat tercela seperti pelit , bakhil , atau kikir untuk mengeluarkan harta di jalan Allah itu sudah pasti muncul dan ada di dalam hati seseorang yang meletakan dunia di dalam hatinya.Dan juga sifat tercela lainnya juga mengikut seperti malas beribadah , baik yang wajib apalagi yang sunnah-sunnah , takut akan kematian , terbawa arus dunia , lupa dengan Allah dan sebagainnya , yang hanya diawali dengan satu hal , yakni MELETAKKAN KEDUNIAAN DI DALAM HATI.
Semua sifat tercela itu adalah najis , namun letakkanya di dalam.Sama ibarat najis yang ada di badan jasad kita , ia akan menimbulkan berbagai penyakit jika tidak dibersihkan.Sama jua yang ada di bathin , jika tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai penyakit yang tercela lainnya jika tak segera dibersihkan . Jika najis yang ada di zahir , tempat dimana manusia memandang kita saja langsung kita bersihkan , bagaimana dengan najis yang ada di bathin tempat dimana Allah memandang kita ? ....... Dan bagaimana setiap hari kita bercermin megawasi wajah jasad kita jikalau saja ada kotoran menempel , hingga membuat kita tidak hasem lagi dipandang manusia ... bagaimana dengan wajah bathin kita yang setiap saat ALLAH MEMANDANG KITA ? Apakah sudah kita cermini dan kita bersihkan ?.....oh , penyakit apa yang ada di bathinku ? Ria kah ? somobong , ujub , hubbuddunya kah ?............marilah merenung wahai saudaraku..............
Dan tak ada udzur alasan apapun jua yang menjadi dibolehkannya memiliki sifat tercela di bathin , sebagaiman penjelasan di atas , walau pun mencari nafkah sekalipun ..... lalu menjadi pertanyaan pula , Berarti tidak boleh mencari nafkah kalau begitu ...? SALAH ! Mencari Nafkah untuk keluarga itu wajib khusus lagi kepada kepala rumah tangga , silahkan mencari nafkah yang sesuai aturan yang benar menurut agama Islam yang haq , yang tidak boleh itu adalah MENCARI NAFKAH SAMBIL MELETAKKAN KEDUNIAAN KE DALAM HATI .............Silahkan mencari nafkah atau menacri hal duniawi , namun JANGAN DILETAKKAN KE DALAM HATI.
Maka pahamilah hal ini dengan baik......
Wallahu Warasuuluhu a'lam