ا عوذ بالله من
الشطان الر جىم , بسم الله الر حمن الر حيم
Tunduk dan
patuh kepada mereka adalah keharusan kalau memang ingin mencari keselamatan ,
durhaka kepada mereka tiada diperbolehkan.
Siapapun
yang bersesuaian dengan mereka akan mendapatkan keberuntungan dan laba yang
cemerlang serta menyenangkan , dan menawan di akhirat nanti
( KITAB TURUKUSSALAMAH , hlm 17-18 )
Ulama ul haq yakni ulama ul akhirat adalah manusia/orang pilihan yang merupakan penerus para nabi.Gerak-geriknya , tingkah lakunya , perjalanan hidupnya hampir dekat sama dengan jalan kenabian , Jadi sangat disuruh dan dianjurkan untuk ta'at dan patuh kepadanya , sekalipun kita tiada paham dan mengerti apa maksud tujuan beliau menyuruh kita , selama tiada keluar dari hukum syari'at yakni tiada melanggar hukum Allah , maka laksanakanlah , karna beliau tahu kekurangan dan kelebihan kita , apa yang harus dan tiada kita perbuat.Insyaallah , pada akhirnya kebarakahan dan kemanfaat beliau akan menghampiri kita.
JIKA INGIN SELAMAT , durhaka atau dengan kata lain menyelesihi beliau adalah tiada diperbolehkan , karna sekali lagi , ia adalah penyelamat ummat pengganti para nabi yang SK nya bukan dari pemerintah pusat , namun langsung dari Sang Maha Penguasa.
Dan perjalanan untuk menjadi ulama ul akhirat/haq ini tiada mudah , lulus pesantren , bisa membaca kita kuning , bisa mengaji , tahu fiqh belum tentu menjadi ulama akhirat.Karna perjalanan zahir dan terlebih lagi Bathin beliau sudah sangat pas dan benar , itulah yang menentukan keulaman seseorang apakah haq atau su' (buruk).
Dan kita lihat sekarang , betapa banyak yang bergelar atau digelari ulama , tapi apakah ia ulama su atau haq kita sangat jarang meneliti , tamat keluar pesantren lalu langsung jadi ulama , bersorban berjubah langsung disebut ulama...BELUM TENTU ! Sebutan Ulama yang diletakkan orang akhir zaman sekarang sudah sangat jauh dan berbeda dengan orang dahulu , karna kejahilan dan ketiada mau tahu'an mereka dengan Ilmu agama , jadi asal dan sembarang saja meletakkan gelar ulama , yang penting bisa mengaji , baca kitab kuning , bersorban maka ia adalah Ulama (Kata orang sekarang).
Orang dulu tidak , mereka memang melihat perjalanan zahirnya seperti berjubah bersorban tadi , tapi yang mereka benar-benar lihat terlebih dahulu adalah perjalanan bathinnya , zuhud , wara' , tiada cinta dunia , qana'ah , sederhana , istiqamah dan lainnya , maka itulah diantara sifat Ulama yang dalam artian sebenarnya yang pas disebut Ulama , adapun sekarang diberi gelar atau bergelar ulama , namun punya rumah mewah , suka bergaul dengan orang kaya dan penguasa dzhalim , maka itu adalah gelar ulama yang PALSU ! Iya ingin dipandang , diberi kedudukan oleh manusia dengan pakaian Ulama paslunya itu , adapun Ulama yang haq ia memakai Ilmu dan kealimannya itu untuk PENYELAMATAN UMMAT , bukan untuk mengejar duniawi.....
Perjalanan Ulama dulu dan sekarang memang terlihat sama , namun perjalanan bathinnya SANGAT JAUH BERBEDA dan bertolak belakang.....
Perjalanan Ulama dulu dan sekarang memang terlihat sama , namun perjalanan bathinnya SANGAT JAUH BERBEDA dan bertolak belakang.....
Maka pahamilah mas'alah ini dengan baik agar kita tiada tertipu dan selamat...
Sipapun yang bersesuaian , yakni artinya sependapat atau sependirian dengan beliau dalam mas'alah bidang apapun , mas'alah ummat , hukum agama , pandangan politik dan sebagainnnya , maka ialah orang yang beruntung , karna beliau memandang dan mempunyai pendirian bedasarkan Al-qur'an dan Sunnah yang ashli , baik itu pahit ataupun manis oleh hawanafsu , maka tetap beliau pegang. Maka inilah arti keselamatan yang akan didapat oleh orang yang memiliki pendirian/pemikiran yang sama dengan beliau , dan jika berbeda dengan beliau , maka pahamilah dan benarkanlah pendirian/pemikiran kita , karna pemikiran beliau halus dan murni serta jauh dari hawanafsu , bukan seperti pemikiran kita yang masih bercampur dengan kehawanafsuan dan keduniawian yang hina lagi rendah ini.
Wallahu Warasuuluhu a'lam