Kamis, 25 September 2014

KITAB

NAFSU

Pengertian Nafsu inipun ada 2 pengertian :

1. Nafsu pada pengertian pertama inilah suatu pengertian yang meliputi segala thabi’at marah, nafsu Birahi, Syahwat, Termasuk jua sifat-sifat yang keji tercela seperti : Hasad, Dengki dendam thama/loba riya ujub sum’ah takabbur kasih dunia dan dari sifat-sifat yang tercela.Sifat-sifat tersebut ini sama saja adanya pada kejadian binatang dan manusia, sedikit atau banyaknya, akan tetapi disbanding dengan malaikat Allah maka sama pada kejadiannya , Rasul bersabda :
“Paling jahat dari Musuhmu ialah Nafsu engkau, Sejahat-jahat musuh engkau adalah musuh engkau sendiri yang terletak diantara 2 lambung engkau”

Yang dimaksud ialah hati engkau yang berhawanafsu jahat, dan dengan sebab nafsu inilah didatangkan syar’I atau agama Allah agar semua orang supaya menyucikan dan menguasainya setiap detik/setiap ketika atau waktu.


2.  Nafsu pada pengertian yang kedua ini ialah suatu kejadian “LATIFFAH RABBANIYAH”ialah sebagaimana penjelasan didalam pengertian kedua dulu didalam masalah roh dan bathin.Oleh itu kalimah-kalimah nafsu qalbu dan roh bisa jua dipakai pada satu hakikat latifah yang semua pada kejadian jenis manusia dan ini sangat jauh perbandingan dengan makhluk lain seperti binatang.

Namun jika diit’lakkan/dituturkan, maka kebiasaannya dipakai dan ditujukkan pada nafsu yang jahat , dan nafsu jahat ini apabila dibersihkan dan dicuci dengan sabun ZIKIR kepada Allah dan ditempa dengan tempaan tembaga MUJAHADAH dan IKHLAS pada Allah serta dipimpin oleh seorang guru Ahli, Maka seikit demi sedikit akan terkikis sifat-sifat karat kejahatan tadi, kemudian dia menunggu datangnya warid atau nur dari Allah, dan kemudian diapun bisa berpeluang untuk menyikap(zauk) atau syuhud yang kita tampilkan dia dengan hakikat dan ma’rifah…

Maka diwaktu itu nafsu jahat(AMARRAH) tadi akan berganti dengan mendapat gelar nama yang baru yaitu nafsu MUTMA'INNAH ,ialah : Suatu proses nafsu yang tenang dan teguh/kuat dari godaan/gangguan syetan, Dengan itu berarti  dia sudah masuk dalam tingkatan/derajat permulaan wali kecil (wali Sughra), Alasannya karena dia sudah mulai dapat menguasai diri dari godaan dan cobaan serta ujian , dan dia tidak terpengaruh dengan godaan dan ujian itu ,dimanapun seperti apapun, dalam bentuk apapun dan jenis apapun, banyak atau sedikti ujian itu, dia tetap teguh dalam pendiriannya karena dia sudah diberikan pengertian oleh Allah ta’ala,disebabakan dengan adanya Nur dan Syuhud tadi,oleh itu pula dia kenal betul apa arti dunia ini dan kenal pula dengan arti pilah , sekalipun dia dapat tawaran atau pemberian yang seakan-akan baik atau benar dari segi apapun dalam bentuk apapun , sekalipun menurut kebanyakan orang sudah benar dan baik , tetap dia tetap teguh dan kokoh dalam pendiriannya , tidak berubah karena hatinya dan nafsunya sudah tidak buta lagi dan dia sangat kenal dan orang lain tak kenal seperti dia , inilah keutamaan orang ini dan kelebihan serta keuntungannya.

(Kitab Shautul Hidayah , KH Abdul Wahid HAZ)

Wallahu warasuluhu a'lam


Previous Post Next Post Home